Thursday, September 18, 2014

Rematik Berujung Pada Gagal Jantung

Lansia selalu dikaitkan dengan penyakit rematik yaitu nyeri sendi, padahal usia anak-anak dan remaja juga berpotensi terserang rematik. Demam rematik akut (DRA) adalah kasus yang sering ditemui, DRA akan meningkat menjadi penyakit jantung rematik (PJR) jika tidak ditangani baik.

Pada umumnya orang tidak terlalu mengabaikan nyeri pada tenggorokan, adalah hal yang normal ketika anak-anak merasakan sakit pada saat menelan, tidak nafsu makan dan suhu tubuh naik. Padahal ini bisa sangat berbahaya jika yang menyebabkan adalah group A beta hemolytic streptococcal (GABHS) karena bakteri ini akan menyebabkan DRA menjadi PJR.

Kebanyakan penyakit DRA ditemukan pada anak usia 6-12 tahun dengan peluang yang sama baik laki-laki maupun perempuan. Saudara atau keluarga pasien DRA lebih berpeluang terserang penyakit yang sama, daripada mereka yang tidak memiliki keluarga dengan riwayat DRA.

"Kebanyakan penyakit DRA ditemukan pada anak usia 6-12 tahun"

Disebut rematik karena memiliki gejala yang berulang-ulang. DRA sama sekali tidak ada hubungan dengan nyeri sendi meskipun disebut penyakit rematik. Kasus DRA ini terus meningkat di Indonesia dan sering dijumpai, oleh karena itu pencegahan terhadap PJR sangat penting dalam penanganan DRA yaitu dengan menghilangkan GABHS dan menekan inflamasi.

Pengobatan pada pasien DRA dilakukan berulang-uang untuk jangka waktu yang panjang selama kurang lebih 3-5 tahun dimaksudkan untuk menghindari PJR, tetapi sampai saat ini pengobatan ini belum berjalan sesuai rencana karena faktanya ada 50 % penderita DRA mengalami infeksi berulang. Data statistik juga menyebutkan bahwa PJR tumbuh pesat di negara berkembang dan menyerang anak-anak dan remaja.

Pada umumnya DRA sulit terdiagnosis, penderita dan keluarganya menganggap penyakit tenggorokan akan sembuh dengan sendirinya. Selama ini pencegahan yang dilakukan hanya berhasil menurunkan frekuensi serangan DRA, sementara angka PJR belum bisa diturunkan. Karena mereka menganggapnya sepele maka tidak sedikit yang akhirnya datang ke RS pada saat sudah terjadi gagal jantung.

PJR memiliki beberapa gejala seperti adanya infeksi, sel darah putih naik (meningkat), tidak dapat mengontrol gerakan tubuh dan ada benjolan di pergelangan tangan, penderita PJR memiliki detak jantung yang tidak normal. Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan memeriksa apakah terjadi penyempitan atau kebocoran, pengobatan bertujuan untuk menormalkan detak jantung pasien dan menghilangkan sesak napas.

No comments:

Post a Comment